Jumat, 21 Oktober 2016

Pelajaran Ketiga




بسم الله الرحمن الرحيم

PELAJARAN KETIGA




1. Bab Nakirah dan Ma'rifat

Pada pelajaran ini kita belajar tentang penggunaan "al" (ال) dalam bahasa Arab. Dalam tata bahasa Arab,   "al" (ال) digunakan untuk menunjukkan makna definitif/tertentu (ma'rifat) pada kata benda (isim)*

 "al" (ال) sepadan dengan "the" dalam bahasa Inggris.

Jika sebuah kata indefinitif/tidak tertentu (nakirah) kita rubah menjadi kata definitif, maka caranya adalah:
1) memberi awalan  "al" (ال) pada kata tersebut
2)menghilangkan tanwin (atau bunyi -n) 

Contohnya:

بَيْتٌ ⬅ البَيْتُ
baytun ➡ al baytu


2. Bab Huruf Syamsiyah & Qomariyah

Bahasa Arab mempunyai 28 huruf:
1) 14 disebut huruf syamsiyah
2) 14 disebut huruf qomariyah

Pengucapan huruf-huruf syamsiyah, ujung lidah berpadu seperti pada huruf-huruf t, n, r, s, dan sebagainya. 

Adapun pada pengucapan huruf-huruf qamariyah, ujung lidah tidak mengalami perubahan, seperti huruf b, w, m, k, dan lain-lain. 

Ketika "al" berada mengawali sebuah kata benda yang diawali dengan huruf Syamsiyah maka "l" pada "al" berpadu (melebur) dengan huruf Syamsiyah, contoh: 

 الشَّمْس ⬅ الشَّمْس

"al-syamsu" diucapkan "as-syamsu".

 Tidak ada perubahan pada penulisan.

Perpaduan itu ditunjukkan dengan syaddah (ّ ) pada huruf pertama kata benda tersebut. 

Adapun pada kata-kata yang diawali huruf  Qamariyah, tidak ada perpaduan sebagaimana yang terjadi pada huruf-huruf Syamsiyah, contoh:

الْقَمَرُ ⬅ الْقَمَرُ

"al-qamaru" diucapkan "al-qamaru"

Dibawah ini beberapa contoh perpaduan "l" dari "al" pada pada huruf Syamsiyah:

- "al-najmu" diucapkan "an-najmu"  
- "ar-rajulu" diucapkan "ar-rajulu" 
- "al-diiku" diucapkan "ad-diiku" 
- "al-samaku" diucapkan "as-samaku"

Lihat tabel huruf-huruf Qamariyah dan Syamsiyah pada hal. 19 dari Durus Lughah jilid  1.

Catatan: 
Huruf "a" pada "al" hanya diucapkan jika kata tersebut tidak  didahului oleh kata lainnya. Jika 
diikuti oleh kata lain maka dalam pengucapannya dihilangkan, meskipun tetap ada pada 
tulisan. 

Contoh: al-baitu. 

Disini huruf "a" dilafalkan, namun apabila didahului oleh kata wa
(وَ) maka "a" tidak dilafalkan tetapi dilafalkan dengan :
"walbaitu" dan bukan "wa-al-baitu"

الْبَيْتُ ⬅ "al baitu"
وَالْبَيْتُ ⬅ "wal baitu"

Untuk menunjukkan penghilangan "a" tersebut dalam pengucapan, tanda washol 
diletakkan di atas hamzah.

Huruf vokal di awal (a, i atau u) yang dihilangkan ketika didahului oleh kata lain disebut hamzatu-l-wasl (hamzah wasl).

Contoh:
البَابُ مَفْتُوحٌ
Pintu (itu) terbuka 
القَلَمُ مَكسُوْرٌ  
Pulpen (itu) patah

Catatan: 
Kita telah belajar bahwa tanwin adalah tanda isim nakirah (kata benda tidak tertentu/indefinitif) yang berarti "sebuah".

Contoh :
بَيْتٌ ⬅ sebuah rumah
Hal ini tidak berlaku untuk kata sifat (adjektif) seperti "maftūhun" (terbuka) dan "maksūrun".

Kosakata terkait penjelasan diatas:

الشَّمْسُ : matahari

النَّجْمُ : bintang

الرَّجُلُ : orang laki-laki

الدِّيْكُ : ayam jantan

السَّمَكُ : ikan

مَكسُوْرٌ : patah/rusak

مَفْتُوْحٌ : terbuka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar