بسم الله الرحمن الرحيم
PELAJARAN KETIGA
1. Bab Nakirah dan Ma'rifat
Pada pelajaran ini kita belajar tentang penggunaan "al" (ال) dalam bahasa Arab. Dalam tata bahasa Arab, "al" (ال) digunakan untuk menunjukkan makna definitif/tertentu (ma'rifat) pada kata benda (isim)*
"al" (ال) sepadan dengan "the" dalam bahasa Inggris.
Jika sebuah kata indefinitif/tidak tertentu (nakirah) kita rubah menjadi kata definitif, maka caranya adalah:
1) memberi awalan "al" (ال) pada kata tersebut
2)menghilangkan tanwin (atau bunyi -n)
Contohnya:
بَيْتٌ ⬅ البَيْتُ
baytun ➡ al baytu
2. Bab Huruf Syamsiyah & Qomariyah
Bahasa Arab mempunyai 28 huruf:
1) 14 disebut huruf syamsiyah
2) 14 disebut huruf qomariyah
Pengucapan huruf-huruf syamsiyah, ujung lidah berpadu seperti pada huruf-huruf t, n, r, s, dan sebagainya.
Adapun pada pengucapan huruf-huruf qamariyah, ujung lidah tidak mengalami perubahan, seperti huruf b, w, m, k, dan lain-lain.
Ketika "al" berada mengawali sebuah kata benda yang diawali dengan huruf Syamsiyah maka "l" pada "al" berpadu (melebur) dengan huruf Syamsiyah, contoh:
الشَّمْس ⬅ الشَّمْس
"al-syamsu" diucapkan "as-syamsu".
Tidak ada perubahan pada penulisan.
Perpaduan itu ditunjukkan dengan syaddah (ّ ) pada huruf pertama kata benda tersebut.
Adapun pada kata-kata yang diawali huruf Qamariyah, tidak ada perpaduan sebagaimana yang terjadi pada huruf-huruf Syamsiyah, contoh:
الْقَمَرُ ⬅ الْقَمَرُ
"al-qamaru" diucapkan "al-qamaru"
Dibawah ini beberapa contoh perpaduan "l" dari "al" pada pada huruf Syamsiyah:
- "al-najmu" diucapkan "an-najmu"
- "ar-rajulu" diucapkan "ar-rajulu"
- "al-diiku" diucapkan "ad-diiku"
- "al-samaku" diucapkan "as-samaku"
Lihat tabel huruf-huruf Qamariyah dan Syamsiyah pada hal. 19 dari Durus Lughah jilid 1.
Catatan:
Huruf "a" pada "al" hanya diucapkan jika kata tersebut tidak didahului oleh kata lainnya. Jika
diikuti oleh kata lain maka dalam pengucapannya dihilangkan, meskipun tetap ada pada
tulisan.
Contoh: al-baitu.
Disini huruf "a" dilafalkan, namun apabila didahului oleh kata wa
(وَ) maka "a" tidak dilafalkan tetapi dilafalkan dengan :
"walbaitu" dan bukan "wa-al-baitu"
الْبَيْتُ ⬅ "al baitu"
وَالْبَيْتُ ⬅ "wal baitu"
Untuk menunjukkan penghilangan "a" tersebut dalam pengucapan, tanda washol
diletakkan di atas hamzah.
Huruf vokal di awal (a, i atau u) yang dihilangkan ketika didahului oleh kata lain disebut hamzatu-l-wasl (hamzah wasl).
Contoh:
البَابُ مَفْتُوحٌ
Pintu (itu) terbuka
القَلَمُ مَكسُوْرٌ
Pulpen (itu) patah
Catatan:
Kita telah belajar bahwa tanwin adalah tanda isim nakirah (kata benda tidak tertentu/indefinitif) yang berarti "sebuah".
Contoh :
بَيْتٌ ⬅ sebuah rumah
Hal ini tidak berlaku untuk kata sifat (adjektif) seperti "maftūhun" (terbuka) dan "maksūrun".
Kosakata terkait penjelasan diatas:
الشَّمْسُ : matahari
النَّجْمُ : bintang
الرَّجُلُ : orang laki-laki
الدِّيْكُ : ayam jantan
السَّمَكُ : ikan
مَكسُوْرٌ : patah/rusak
مَفْتُوْحٌ : terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar